Kesenian Gacle sampai sekarang masih menjadi teka-teki dan belum di
ketahui dari mana asal-usul kesenian ini. Dari hasil penelitian yang
dilakukan tim studi pengembangan seni tradisional Serang tahun 1988,
hanya diketahui kesenian ini tumbuh dan berkembang dari kalangan
rakyat jelata. Salah satu grup kesenian yang cukup populer di Serang
adalah kesenian Gacle yang berasal dari Kampung Panggung, Desa
Kedayakan, Kecamatan Kragilan. Menurut keterangan Madam bin Naim dan
Sugani bin Sukari, kesenian ini awalnya dari permainan anak-anak atau
dodolanan. Biasanya kesenian ini dimainkan pada malam hari saat bulan
purnama atau ketika anak-anak petani sedang menggembala kerbau.
Sementara kerbau gembalaan makan rumput, salah seorang di antara anak
gembala dijadikan gacle.
Berdasarkan catatan sejarah, awalnya permainan ini tidak menggunakan
alat musik. Sebagai ganti suara gamelan, anak-anak sendiri yang
bersuara seperti musik hidup. Wanita yang dijadikan gacle juga dulu
sengaja dibuat kesurupan atau tak sadarkan diri seperti halnya
permainan kuda kepang atau kuda lumping. Kemudian sejak tahun 1953
kesenian gacle mulai berkembang dan disukai masyarakat. Seiring
dengan perkembangan, kemudian kesenian ini dikombinasikan dengan
kesenian ubrug dan patingtung hingga tampilnya lebih menarik.
Menurut para pengamat kesenian tradisional di Serang, kesenian
patingtung hampir terdapat di semua kecamatan tapi kesenian gacle
pada waktu itu hanya terdapat di dua kecamatan saja yaitu kragilan
dan padarincang.
No comments:
Post a Comment