Tuesday, April 1, 2014

KESULTANAN BANTEN











































Abul Mafakhir dinobatkan sebagai sultan ketika berusia 5 Bulan, sehingga untuk melaksanakan roda pemerintahan ditunjuklah Mangkubumi Jayanagara sebagai wali. Mangkubumu Jayanagara adalah juga yang pernah menjadi Mangkubumi bagi Maulana Muhammad, sehingga kesetiannya pada Kesultanan Banten tidaklah diragukan lagi. Mangkubumi ini adalah seorang tua yang lemah lembut dan luas pengalamannya pada bidang pemerintahan. Selain Mangkubumi ditunjuk pula seorang wanita tua yang bijaksana sebagai pengasuh Sultan, yang bernama Nyai Embun Rangkun. Mangkubumi Jayanagara mangkat, setelah 6 Tahun (1602) menjadi Mangkubumi bagi Sultan Abul Mafakhir, dan jabatan Mangkubumi diserahkan kepada adiknya. Namun pada tanggal 17 Nopember 1602 dia dipecat karena kelakuanya dinilai tidak baik. Karena perpecahan dan irihati para pangeran, maka diputuskan untuk tidak mengangkat mangkubumi baru, dan untuk perwalian sultan diserahkan kepada ibunda sultan Nyai Gede Wanagiri.Tidak lama kemudian ibunda sultan menikah dengan seorang bangsawan keluarga istana. dan atas desakannya pula, suaminya ini diangkat sebagai mangkubumi. Namun mangkubumi yang baru ini tidak memiliki wibawa, bahkan sering menerima suap dari pedagang-pedagang asing. Sehingga banyak peraturan yang tidak dapat diterapkan di Banten. Situasi ini menimbulkan rasa tidak puas dari sebagian pejabat istana yang akhirnya menimbulkan kerusuhan dan kekacauan. Bahkan diantara para pangeran pun terjadi perselisihan, sebagian lebih condong kepada para pedagang dari Portugis, sedang yang lainnya lebih condong ke Belanda. Sedangkan antara Belanda da Portugis saat itu sedang bermusuhan. wajar bila pertentangan ini mengakibatkan banyak kekacauan.





























No comments:

Post a Comment